Inikah jawaban
Dari penantian
Setelah sekian lama
Aku menunggumu
Petikan dari bait pertama lagu Penantian itu rasanya cukup mewakili penilaian soal album Top Up ini. Setelah mendengarkan 12 lagu yang ada di album ke-2 kelompok Nidji ini yang ada adalah sedikit kekecewaan.
Bisa jadi sedikit kekecewaan itu lantaran ekspektasi yang berlebihan. Tapi cobalah tengok satu per satu 12 tembang yang ditawarkan. Bisa dibilang tidak ada suatu gebrakan yang lebih menakjubkan dibanding album pertama. Sepertinya Giring, Adri, Andro, Ariel, Rama, dan Run-D memilih ‘bermain aman’ di album ini dengan tidak mau meninggalkan bayang-bayang kesuksesan album pertama.
Seperti ketika menikmati nomor andalannya bertajuk Biarlah, tiba-tiba teringat dengan lagu Heaven dan Hapus Aku di album pertama. Masuk ke Jangan Lupakan, mendengar intro-nya jadi terkenang dengan lagu pembuka sinetron Rumah Masa Depan yang ngetop di tahun 80an. Begitu pula saat nyetel Pulang, sekilas mengingatkan pada lagu One More Try-nya Timmy Thomas.
Ah sudahlah, toh semuanya rata-rata cukup enak untuk dinikmati. Namanya juga ‘bermain aman’. Apalagi suara khasnya Giring juga masih asyik saat hadir lewat tiga lagu lain yang berbahasa Inggris macam Shadows, Never Too Late, dan Lovers. Tiga lagu yang cukup menarik meskipun belum bisa semenarik Child. Mungkin untuk saat ini, Nidji adalah salah satu dari sedikit grup musik Indonesia yang lagu-lagu berbahasa Inggrisnya bisa bersaing dengan lagu berbahasa Inggris milik penyanyi mancanegara.
Yang menarik, ada catatan menarik yang disertakan di album ini terkait dengan Giring. Tertulis bahwa “In this album, Giring did not use auto tunes.” Auto tune adalah semacam perangkat lunak yang bisa mengoreksi kesalahan vokal penyanyi. Mungkin ini semacam penegasan bagi yang masih meragukan kualitas vokalnya Giring. Ngomong-ngomong, kebayang gak Nidji tanpa suara khas Giring? :)
So, dari lima bintang, penilaian saya untuk abum Top Up-nya Nidji ini adalah tiga bintang. Bagaimana menurut kamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar